Cendrawasih Akpol
Akademi kepolisian memiliki sebuah kesatuan musik yang biasa disebut sebagai drum band atau drum corps. Sebagaimana pendahulunya saat masih tergabung dalam Akabri, drum band cendrawasih Akademi Kepolisian biasanya dipertunjukkan saat mengiringi defile pasukan atau mengiringi kegiatan kirab.
Saat Polri telah berpisah dari TNI, otomatis Akademi Kepolisian berpisah dari Akabri. Mulai saat inilah dibentuk konsep baru drum band Cendrawasih Akpol menjadi bentuk drum corps. Sebuah konsep musik yang memainkan lagu – lagu relative lebih modern dan inovatif. Biasanya drum corps dipertunjukkan untuk mengisi acara baik ditingkat daerah sampai tingkat nasional.
Keindahan Cendrawasih tak hanya semata mata dari segi visual namun musik dan kerapian dalam barisan bagaikan sayap yang terburai rapi dari burung cendrawasih. Untuk mendapatkan sebuah lagu display dan chart membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan, Karena koordinasi dari seluruh alat musik membutuhkan proses dan perlunya keteraturan nada dari perkusi dengan brass. Drumcorps Cendrawasih merupakan etalase akademi kepolisian dalam perpolisian masyarakat dari masa taruna.
Menjadi taruna drumcorps cendrawasih adalah kebanggaan. Dan tak mudah untuk mendapatkannya. yang paling favorit dari taruna adalah perkusi. Karena dari segi visual dilihat paling keren dan menunjukkan kejantanan dari binaan resimen. Namun egoisme dari masing-masing akan nampak karena kualitas dan kuantitas pembinaan yang berbeda-beda.
Drumcorps Cendrawasih dipimpin oleh stickmaster yang terdiri dari lima diantaranya 4 taruna dan 1 taruni. namun saat akan menampilkan display dipimpin oleh conducter atau yang sering disebut field commander.
Semoga DC Akpol lebih terampil sehingga dapat deputasi ke luar negeri seperti halnya yang dimainkan DC angkatan 45 di Ginza street tokyo.